RESENSI TALIM HARIAN RUTIN Â (25-sept-2013)
Kajian Tafsir Jalalain Surat Yasin Ayat 60-62
Bersama Santri dan Jamaah MT Darul Futuh di MT Darul Futuh Loji
TEMA : KAJIAN SETANOLOGI 3
Bab Perjanjian yang Paling Lama dan Pengalaman Kerja Syetan
أَلَمْ أَعْهَدْ Ø¥ÙلَيْكÙمْ يَا بَنÙÙŠ آدَمَ أَنْ لَا تَعْبÙدÙوا الشَّيْطَانَ Ø¥Ùنَّه٠لَكÙمْ عَدÙوٌّ Ù…ÙبÙينٌ (60) وَأَن٠اعْبÙدÙونÙÙŠ هَذَا صÙرَاطٌ Ù…ÙسْتَقÙيمٌ (61) وَلَقَدْ أَضَلَّ Ù…ÙنْكÙمْ جÙبÙلًّا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا Ø£ÙŽÙَلَمْ تَكÙونÙوا تَعْقÙÙ„Ùونَ (62)
Berkata para Ulama Ahli Tafsir :
1:Â di Tafsir Jalalain
{أَلَمْ أَعْهَد إلَيْكÙمْ} آمÙركÙمْ {يَا بَنÙÙŠ آدَم} عَلَى Ù„Ùسَان رÙسÙÙ„ÙÙŠ {أَنْ لَا تَعْبÙدÙوا الشَّيْطَان} لَا تÙØ·ÙيعÙوه٠{إنَّه٠لَكÙمْ عَدÙوّ Ù…ÙبÙين} بَيّÙÙ† العداوة {وَأَنْ اÙعْبÙدÙونÙÙŠ} ÙˆÙŽØÙ‘ÙدÙونÙÙŠ ÙˆÙŽØ£ÙŽØ·ÙيعÙونÙÙŠ {هَذَا صÙرَاط} طَرÙيق {مستقيم}{وَلَقَدْ أَضَلَّ Ù…ÙنْكÙمْ جÙبÙلًّا} خَلْقًا جَمْع جَبÙيل كَقَدÙيم٠وَÙÙÙŠ Ù‚Ùرَاءَة بÙضَمّ٠الْبَاء {ÙƒÙŽØ«Ùيرًا Ø£ÙŽÙَلَمْ تَكÙونÙوا تَعْقÙÙ„Ùونَ} عَدَاوَته ÙˆÙŽØ¥Ùضْلَاله أَوْ مَا Øَلَّ بÙÙ‡Ùمْ Ù…Ùنْ الْعَذَاب ÙَتÙؤْمÙÙ†Ùونَ [تÙسير الجلالين ص: 585]
“Bukankah sudah Aku ambil suatu perjanjian (aku perintahkan) wahai segenap anak Adam (yakni melalui perantaraan lisan para Rasulku) yakni janganlah kalian menyembah syetan (yakni janganlah kalian mentaatinya). Sesungguhnya dia itu adalah musuh yg sangat nyata bagi kalian (yakni sangat jelas permusuhannya). Dan hendaknya kalian menyembahKu (yakni tauhidkanlah Aku, dan Taatilah Aku) Ini adalah Shirhoth (yakni jalan) yg lurus. Dan sungguh dia telah menyesatkan sekelompok besar dari manusia di antara kalian (yakni segolongan besar, jama dari Jabiil, seperti kata Qodim, dan dalam Qiroah dengan didhommahkan huruf ba’nya. yg sangat banyak, tidakkah kalian memikirkan ..? (yakni akan permusuhannya dan penyesatannya atau memikirkan apa yg menimpa kpd mereka dari azab-azab Allah sehingga kalian beriman. (Tafsir Jalalain)
2: Di Tafsir Al-Baghowi
أَلَمْ أَعْهَدْ Ø¥ÙلَيْكÙمْ يَا بَنÙÙŠ آدَمَ، أَلَمْ آمÙرْكÙمْ يَا بَنÙÙŠ آدَمَ، أَنْ لَا تَعْبÙدÙوا الشَّيْطانَ، أَيْ لَا تÙØ·ÙيعÙوا الشَّيْطَانَ ÙÙÙŠ مَعْصÙيَة٠اللَّهÙØŒ Ø¥Ùنَّه٠لَكÙمْ عَدÙوٌّ Ù…ÙبÙينٌ، ظاهر العداوة وَلَقَدْ أَضَلَّ Ù…ÙنْكÙمْ جÙبÙلًّا ÙƒÙŽØ«Ùيراً، قَرَأَ أَهْل٠الْمَدÙينَة٠وَعَاصÙÙ…ÙŒ جÙبÙلًّا بÙكَسْر٠الْجÙيم٠وَالْبَاء٠وَتَشْدÙيد٠اللَّامÙØŒ وَقَرَأَ يَعْقÙوب٠جÙبÙلًّا بÙضَمّ٠الْجÙيم٠وَالْبَاء٠وَتَشْدÙيد٠اللَّامÙØŒ وَقَرَأَ [ابْنÙ] [2] عَامÙر٠وَأَبÙÙˆ عَمْرÙÙˆ بÙضَمّ٠الْجÙيم٠سَاكÙÙ†ÙŽØ©ÙŽ الْبَاء٠خَÙÙÙŠÙَةً اللام، وَقَرَأَ الْآخَرÙونَ [3] بÙضَمّ٠الْجÙيم٠وَالْبَاء٠خÙÙŠÙØ© اللام وكلها لغات صØÙŠØØ©ØŒ ومعناها الْخَلْق٠وَالْجَمَاعَة٠أَيْ خَلْقًا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا، Ø£ÙŽÙَلَمْ تَكÙونÙوا تَعْقÙÙ„Ùونَ. مَا أَتَاكÙمْ Ù…Ùنْ هَلَاك٠الْأÙمَم٠الْخَالÙيَة٠بÙطَاعَة٠إÙبْلÙيسَ [تÙسير البغوي – Ø¥Øياء التراث 4/ 18
“Bukankah sudah Aku ambil suatu perjanjian (aku perintahkan) wahai segenap anak Adam, janganlah kalian menyembah syetan (yakni janganlah kalian mentaatinya di dalam kemaksiatan kpd Allah). Sesungguhnya dia itu adalah musuh yg sangat nyata bagi kalian (yakni sangat jelas permusuhannya). Dan sungguh dia telah menyesatkan sekelompok besar manusia di antara kalian yg sangat banyak. (Ulama Ahli Madinah dan Imam Ashim membacanya dengan dikasrohkan jim dan ba’nya serta di tasydid huruf lamnya. (jibillan) Sedangkan Imam Ya’qub membaca dengan didhommahkan jim dan ba’nya serta di tasydidkan lamnya. (Jubullan) Imam Aamir dan Abu Amer membacanya dengan didhommahkan jim, ba’nya disukun tanpa lam ditasydid. (Jublan) Sedangkan Ulama yg lain membacanya dengan didhommahkan huruf jim dan ba’ dan lamnya tanpa ditasydid (jubulan). Semuanya adalah bahasa yang benar dan maknanya adalah orang atau kelompok orang yakni sekelompok manusia yg sangat banyak. Maka tidakkah kalian memikirkan akan kabar apa yang sudah sampai kpd kalian akan kehancuran ummat-ummat terdahulu dikarenakan mereka taat kepada Iblis. (Tafsir Al-Baghowi)
3: di Tafsir Ibnu Kastir
وَقَوْلÙه٠تَعَالَى: {أَلَمْ أَعْهَدْ Ø¥ÙلَيْكÙمْ يَا بَنÙÙŠ آدَمَ أَنْ لَا تَعْبÙدÙوا الشَّيْطَانَ Ø¥Ùنَّه٠لَكÙمْ عَدÙوٌّ Ù…ÙبÙينٌ} : هَذَا تَقْرÙيعٌ Ù…ÙÙ†ÙŽ اللَّه٠لÙلْكَÙَرَة٠مÙنْ بَنÙÙŠ آدَمَ، الَّذÙينَ أَطَاعÙوا الشَّيْطَانَ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ عَدÙوٌّ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ Ù…ÙبÙينٌ، وَعَصَوÙا الرَّØْمَنَ ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ الَّذÙÙŠ خَلَقَهÙمْ وَرَزَقَهÙمْ؛ ÙˆÙŽÙ„Ùهَذَا قَالَ: {وَأَن٠اعْبÙدÙونÙÙŠ هَذَا صÙرَاطٌ Ù…ÙسْتَقÙيمٌ} أَيْ: قَدْ أَمَرْتÙÙƒÙمْ ÙÙÙŠ دَار٠الدّÙنْيَا بÙعÙصْيَان٠الشَّيْطَانÙØŒ وَأَمَرْتÙÙƒÙمْ بÙعÙبَادَتÙÙŠØŒ وَهَذَا Ù‡ÙÙˆÙŽ الصّÙرَاط٠الْمÙسْتَقÙيمÙØŒ ÙَسَلَكْتÙمْ غَيْرَ Ø°ÙŽÙ„ÙÙƒÙŽ وَاتَّبَعْتÙم٠الشَّيْطَانَ ÙÙيمَا أَمَرَكÙمْ بÙÙ‡Ù
[تÙسير ابن كثير ت سلامة 6/ 584]
 Dan Firman Allah SWT : Bukankah sudah Aku ambil suatu perjanjian pd kalian wahai segenap anak Adam, janganlah kalian menyembah syetan, sesungguhnya dia itu adalah musuh yang sangat nyata bagi kalian. Ini adalah suatu celaan dan cacian dari Allah SWT bagi manusia yang kafir di antara keturunan Adam yakni mereka yang mentaati syetan padahal dia itu adalah musuh yang nyata baginya. dan mereka membangkang kepada Ar-Rahman padahal Dia adalah yang menciptakan dan yang memberi rizqi kepada mereka. Oleh karena itu maka Allah berfirman : Dan Hendaknya kalian menyembahKu. Inilah jalan yang lurus. Yakni sungguh Aku telah memerintahkan kalian di dunia ini agar menentang syetan dan Aku perintahkan kalian agar beribadah kpd Ku dan inilah jalan yang lurus namun kalian memilih jalan selain itu dan kalian mengikuti syetan dalam hal yang telah Aku perintahkan. (Tafsir Ibnu Kastir)
Komentar Saya :
Allah SWT telah mempersiapkan sedemikian rupa di dalam Syariatnya yang sempurna, yang dibawa Oleh Sang Nabi dan Rasul Terakhir yg Paling Sempurna, yakni agar supaya manusia bahagia dan selamat di dunia dan akherat hendaknya menjalankan syariat tersebut yakni berupa perintah dan larangan Allah.
Di antara perintah Allah yang sangat sempurna itu di antaranya kita dianjurkan untuk membaca surat Yasin ini sehari semalam dua kali, di pagi hari dan malam hari dan Allah menjanjikan ampunan bagi yang membacanya tersebut. Di samping ampunan ada suatu maksud yang hendak dicapai bahwa di dalam surat yasin ini Allah SWT ada pesan dan perintah yang sangat tegas dan keras kepada kita segenap manusia agar mengingat kembali sejarah awal permusuhan Abadi antara golongan manusia dan golongan syetan, iblis Laknatullah, yakni jangan sampai di dunia ini sekalipun kita mentaati syetan yang mana ketaatan kepada syetan itu dengan tegas Allah nyatakan sebagai bentuk penyembahan manusia kpd Syetan.
ok ntar dilanjut lagi….