[et_pb_section admin_label=”section”]
[et_pb_row admin_label=”row”]
[et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text”]TAUHID RUBUBIYAH DAN TAUHID ULUHIYAH
Alhamdulillah sahabat Darul Futuh berikut Faedah Ilmu semoga bisa menambah keberkahan umur kita dan memperluas wawasan kita.
Allah swt berfirman tentang orang kafir Quraisy bahwa mereka itu Bertauhid Rububiyah akan tetapi mereka tidak mau bertauhid Uluhiyah.
{Ù‚Ùلْ مَنْ يَرْزÙÙ‚ÙÙƒÙمْ Ù…ÙÙ†ÙŽ السَّمَاء٠وَالْأَرْض٠أَمَّنْ يَمْلÙك٠السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ ÙŠÙØ®Ù’Ø±ÙØ¬Ù الْØÙŽÙŠÙ‘ÙŽ Ù…ÙÙ†ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ‘ÙØªÙ ÙˆÙŽÙŠÙØ®Ù’Ø±ÙØ¬Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ‘ÙØªÙŽ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْØÙŽÙŠÙ‘٠وَمَنْ ÙŠÙØ¯ÙŽØ¨Ù‘ÙØ±Ù الْأَمْرَ ÙَسَيَقÙولÙونَ اللَّه٠ÙÙŽÙ‚Ùلْ Ø£ÙŽÙَلَا تَتَّقÙونَ (31) } [يونس: 31 ]
Artinya : ҠKatakan (ya Muhammad kpd mereka) Siapakah yg memberikan Rizki kalian dari langit dan bumi..? Siapakah yg memiliki / menguasai pendengaran dan penglihatan..? dan Siapakah yg mengeluarkan kehidupan dari yg mati dan yg mengeluarkan kematian dari yg tadinya hidup..? Siapakah yg telah mengatur segala urusan ini …? Maka mereka akan pasti mengatakan jawabannya adalah Allah. Maka katakan kpd mereka : “maka tidakkah kalian mau bertaqwa (kpdNya)â€? (31)â€â€
Tauhid Rububiyah adalah suatu keyakinan bahwa Allah swt itulah yg menciptkan, menumbuhkan, merawat, memberi rizki, mengatur, menjaga mendidik dan sebagainya atas seluruh apa yg ada di alam ini. Baik itu makhluk hidup atau makhuk yg mati. Untuk masalah Rububiyah ini orang Quroisy mendapatkan nilai seratus dan mereka sepontan menjawab bahwa Allah lah yg melakukan itu semua.
Akan tetapi Tidak ada seorang Rasul mendapatkan tugas dari Allah swt untuk mengurusi masalah Tauhid Rububiyah saja. Tugas yg paling utama adalah agar bagaimana ummat dari Rasul tadi juga melaksanakan Tauhid uluhiyah. Yakni di dalam ketaatan, ketakutan, pengharapan, ketundukan hanya semata-mata kepada Allah swt. Inilah masalah besar yang dihadapi oleh Rasul saw dan juga sampai zaman kita sekarang yakni yg dihadapi oleh para pewaris Rasul saw.
Orang kafir Qurays dia percaya bahwa Allah yg memberi rizki dan seterusnya seperti yg ada di dalam ayat akan tetapi Rasul tidak cukup mengatakan, mempermasalahkan dan mengajarkan tauhid Rububiyah saja, (dinamakan Rububiyah karena dari akan kata Ar-Robb yakni sang Pencipta, Perawat, Pengasuh, Pendidik, Pemilik dst) akan tetapi Beliau juga di ujung ayat diperintahkan oleh Allah coba Kau katakan, coba Kau sampaikan kepada Mereka, Ajarkan kepada mereka apakah kalian tidak mau bertaqwa kepada Nya yakni kepada Tuhan yg menciptakan kalian, menumbuhkan, merawat, mendidik dan memberi Rizki kalian dst..? Iyaa yg bermasalah adalah bukan tauhid Rububiyah akan tetapi masalah ketaqwaan dan ini berkaitan dengan tauhid Uluhiyah.
Uluhiyah berasal dari kata Ilah, yakni sesuatu diibadahi (al-Ma’bud) atau yg disembah .Sesuatu yg Diibadahi atau Disembah artinya kita taat kpd perintahnya, menjauhi larangannya dan berharap dan takut kepadanya. Sebagaimana makna takwa adalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya maka seharusnya yg disembah atau yg dijalankan adalah perintahnya dan yg dijauhi dan ditakuti adalah larangannya. Dari sinilah karena bani Isroil di zaman Firaun itu taat kpd perintahnya dan takut kpd larangannya maka Bani Isroil disebut oleh fira’un bahwa kaum bani Isroil ini beribadah atau menyembah kpd Nya sebagaimana dalam al-Quran
{ÙَقَالÙوا Ø£ÙŽÙ†ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ù Ù„ÙØ¨ÙŽØ´ÙŽØ±ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Ù…ÙØ«Ù’Ù„Ùنَا وَقَوْمÙÙ‡Ùمَا لَنَا Ø¹ÙŽØ§Ø¨ÙØ¯Ùونَ (47)} [المؤمنون: 47]
“Mereka berkata : “Apakah kita akan beriman kpd dua orang manusia yg sama seperti kita sedangkan kaum mereka berdua ini menyembah/beribadah kepada kita..?â€
Jadi kalau kita ditanya ibadah apakah yg dilakukan Bani Isroil kepada Firaun…? Tidak lain dan tidak bukan ketaatan dan ketakutan mereka kpd Firaun dalam segala hal yg berkaitan perintah dan larangannya. Sehingga ketika Firaun memerintahkan agar jangan beriman dan melarang mereka ikut beriman kpd Nabi Musa mereka pun melaksanakannya. Dari sisi inilah Bani Isroil bisa di anggap menyembah Firaun. Jadi tidak heran kalau dulu di zaman Orba ada istilah Abdi Negara yg sekarang dihaluskan menjadi PNS. Kenapa dinamakan abdi negara karena mereka taat dan nurut terhadap segala aturan ikatan dinas yg ditetapkan sewaktu menjadi CPNS.
Apabila berkaitan dengan tuntutan, perintah, larangan, ketaatan, tugas dan kewajiban manusia cenderung memilih yg ringan, gampang, tidak berat dan tidak terlalu banyak resiko. Dari pola pikir inilah akhirnya orang kafir Quraisy lebih cenderung di dalam menyembah tidak kepada Allah yg Maha sempurna dan bijaksana akan tetapi mereka cenderung menyembah berhala. Mengapa demikian karena Berhala tidak bisa bicara dan otomatis tidak memberikan perintah dan larangan sehingga penyembahan kepada berhala secara otomatis tanpa resiko dan tuntutan sama sekali. Sebab tuntutan dan resiko itulah yg paling tidak disukai oleh setiap nafsu manusia. Sehingga Manusia lebih cenderung di dalam ketaatan dan keloyalan itu kpd hal, orang dan pihak yg tidak banyak tuntutan, perintah dan larangan.
Namun demikian Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah ini akan terus terulang kembali masalah dan ceritanya dari zaman dahulu sampai zaman kita sekarang. Zaman dahulu tugas tersebut diemban oleh para Nabi dan Rasul artinya di zaman kita sekrang setiap para pewaris Nabi dan Rasul akan terus mengemban dan memperhatikan dua masalah tersebut yakni bagaimana tingkat ketauhidan umat dan jamaah pewaris Rasul tsb. Apakah udah beres dalam masalah tauhid Rububiyahnya dan sebagaimana jaman dahulu Orang Quraisy tauhid yg ini udah beres begitu juga zaman sekarang. Banyak bukti yg menunjukkan bawah ummat masih berpegang teguh kpd Tauhid Rububiyah ini. Siapa sih di sepanjang Zaman yg mengatakan Bumi tidak diciptakan Allah atau bahkan siapa sih yg pernah mengaku bahwa dia Menciptakan langit dan bumi…?
Begitu juga sebaliknya jika Dahulu di masa Nabi dan Rasul yg menjadi masalah adalah ketaqwaan, perintah dan larangan atau Tauhid uluhiyah maka di zaman sekarang ini Para Pewaris Nabi dan Rasul akan terus memperjuangkan masalah tsb dan akan terus menghadapi masalah dalam hal ketaqwaan ummat atau jamaahnya yakni dalam hal perintah, hukum dan larangan dari Allah swt. Apa Buktinya..? Dari mana kita tahu kalau kita mengidap masalah yg serius dalam tauhid Uluhiyah…? yuk kita simak !!
Sahabat Darul Futuh yg dirahmati Allah swt. Sebelum kita melanjutkan pembahasan ada satu pertanyaan dulu bagi antum semua..? sudahkah di zaman ini anda tahu dan kenal dekat dengan salah seorang pewaris Rasul saw…? Jangan jangan masih belum tahu dan bisa membedakan. Jika ini tidak ada maka otomatis kita akan terkena 2 penyakit sekaligus. Tauhid Rububiyahnya bobrok dan Tauhid Uluhiyahnya tambah parah.. Anggap kita semua sudah kenal, tahu dan dekat dengan para Ustadz , Kyai dan ulama yg bener-bener pewaris Rasulullah saw. Mari kita lanjutkan …
Caranya gampang. Coba kita jawab dari beberapa pertanyaan berikut maka hasil itulah yg akan menunjukkan bahwa kita terkena penyakit Tauhid Rububiyah atau Tauhid Uluhiyah atau bahkan kena kedua-duanya.
Pertanyaannya :
1. Tempat apakah yg lebih anda sering kunjungi Masjid atau Majelis…?
2. Majelis Apakah yg lebih anda sukai Majelis Dzikir atau Majelis Talim….?
3. Siapakah yg lebih anda sukai..? Ustadz, pejabat atau orang kaya..?
4. Ustadz yg manakah yg lebih anda sukai…yg suka mendoakan, tidak banyak omong atau ustadz yg suka menasehati, memerintah dan melarang anda…?
Kalau saudaraku sekalian faham akan penjelasan di atas dari situlah kita akan mengerti kenapa Orang lebih cenderung ke Masjid saat sholat lima waktu dari pada ke Masjid saat ada pengajian apalagi kecenderungan Masyarakat untuk ke Majelis. Dari situ kita tidak kaget di saat sholat 5 waktu masjid penuh dan jika setelah itu ada pengajian masjid cenderung sepi walau pun talimnya sehabis sholat 5 waktu.
Kalau saudaraku sekalian faham akan penjelasan di atas dari situlah kita akan mengerti kenapa majelis dzikir, majelis maulid atau mejelis ceramah itu lebih rame dan buanyak jamaahnya dari pada majelis talim yg mengkaji kitab rutin apalagi jika kitab fiqih. Iya tidak lain dan tidak bukan karena faktor tuntutan dan beban. Di dalam majelis dzikir yg ada Cuma amin, teriak dzikir yg keras dan terakhir Bil Qobuulll….berkah dst. Mereka di majelis dzikir mempunyai harapan untuk mendapatkan apa yg diinginkan oleh nafsu dan syahwatnya. Sedangkan di Majelis Talim dia banyak tuntutan. Membawa kitab, konsentrasi, menulis, menghafal dan apalagi mengamalkan isi nasehatnya. Sama sekali terkadang tidak ada kesempatan untuk menyalurkan nafsu dan syahwatnya tentu ini akan terasa berat bagi orang kebanyakan sebagai dahulu orang Quraisy di saat Rasul mengajarkan perintah dan larangan berat untuk mereka ikuti tapi urusan kepercayaan dan amanah mereka masih menitipkan barang kpd Beliau sebagaimana kita di zaman sekrang. Bukan kah kita tidak malu kalau kenal ustadz dan tidak hadir di majelisnya tapi begitu bertemu sama Beliau kita tidak malu untuk meminta Doa tapi tidak minta ilmu dan Nasehatnya . Kenapa demikian ? iya karena ilmu dan nasehat itu ada tuntutannya dan klo meminta doa itu untuk syahwat, hajat dan kepentingan dirinya.
Jadi sangat bodoh kalau kita menganggap bahwa majelis yg berkah itu yg banyak jamaahnya tanpa kita tahu bagaimana kualitas majelis, pengisi dan jamaahnya. Terkadang suatu majelis buanyak dan ribuan akan tetapi semuanya dikatakan oleh Sahabat Rasulullah saw ga ada yg beriman…
عَنْ عَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَمْرÙو، قَالَ: «يَأْتÙÙŠ عَلَى النَّاس٠زَمَانٌ ÙŠÙŽØ¬Ù’ØªÙŽÙ…ÙØ¹Ùونَ ÙˆÙŽÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘Ùونَ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽØ³ÙŽØ§Ø¬ÙØ¯Ù وَلَيْسَ ÙÙيهÙمْ Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنٌ« [مصن٠ابن أبي شيبة 7/ 505]
Dari Syd Abdullah bin Amer Beliau berkata : Pasti Bakal datang suatu zaman kpd manusia yg mana mereka berkumpul dan sholat di masjid dan tidak ada seorang pun di tengah mereka yg berimanâ€
Sedangkan yg sedikit itu berkualitas, mengkaji, menulis, dan hafal ilmu sedangkan yg banyak terkadang sudah bertahun-tahun hadir terkadang buku dzikirnya aja ga punya kalau ga dibagi geratis dan itu pun udah lama tapi tidak hafal. Apa sebab ..? Mereka terkena penyakit bobrok di tauhid uluhiyahnya. Minta, dzikir dan Doa sama Allah masih mau tapi tetap aja ibadah, sholat, puasanya dan hidup kesehariannya tidak mau pake aturan dan hukum Allah.
Bahkan Kalau pun dia Sholat, Puasa, Zakat dan Haji akan tetapi dia tidak menggunakan aturan Allah dalam ibadah. Tidak Tahu syarat dan Rukun. Mana yg sunnah dan mana yg membatalkan mereka itu semua tidak mereka hiraukan. Sehingga hasil Ibadahnya pun tidak kelihatan …
Jika Anda Beriman kepada Allah maka Ikuti Aturannya yg diturunkan kpd Para RasulNya. Jika anda Beriman kepada Para RasulNya maka anda akan mencintai dan mengikuti sunnahnya. Dan anda tidak akan bisa mencintai dan Mengikuti sunnahnya jika anda tidak kenal dan tidak tahu siapa Pewaris Rasul di zaman anda. Jika Anda percaya bahwa Beliau itu Pewarisnya maka anda akan selalu meminta Nasehat dan wejangannya untuk anda praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, anda ikuti isyarat dan petunjuknya. Sebab Para Pewarisnya adalah yg memperjuangkan risalah nya agar tetap hidup dan dijalankan oleh ummat sehingga bisa membawa rahmat dan menyelamatkan Ummat. Tidak Mungkin anda Beriman kpd Allah dan RasulNya tanpa melalui para Pewarisnya sebagaimana Anda tidak bisa masuk ke dalam rumah tanpa melalui pintu-pintunya..
Demikian semoga yg sekelumit ini bermafaat…[/et_pb_text][/et_pb_column]
[/et_pb_row]
[/et_pb_section]