MAJLIS TA’LIM DARUL FUTUH.
[BERILMU, BERAMAL, BERDAKWAH]
Pimpinan Ustad Ahmad Sa’id, alumni Hadromaut Yaman & ponpes al-khoirot bekasi
# Alamat : Komplek IPB 1, Sindang Barang (dekat pom bensin loji) Rt.03/12 No.05 loji. Bogor Barat. BOGOR
# Facebook (live streaming) : facebook.com/ahmad.said.16503
# Youtube channel : MT Darul Futuh
# Whatsapp : 08151924 7195
# Website : mtdarulfutuh.org
# Radio : Attanwir 102.4FM (jangkauan radio kawasan Bogor ciomas dan sekitar nya)
# Ta’lim harian
PAGI 09:00-11.30 : Senin,Selasa,Rabu dan Jum’at
Kajian tafsir Al-Qur’an, Fiqih dan Tasawuf
# untuk info Ta’lim mingguan, dan bulanan, dan ta’lim malam bisa hubungi kontak WA diatas
Kajian MT FUTUH EDISI Sabtu 27-FEB-2016
KITAB BIDAYATUL HIDAYAH Karya IMAM AL-GHOZALI
PEMBAHASAN OLEH
Ustad Ahmad Sa’id
MAKNA TAQWA DAN ULAMA SUU’ BAGIAN 1
RINGKASAN & POIN-POIN KAJIAN
# Golongan yang ketiga dalam mencari ilmu adalah golongan yang dikuasai oleh Syaiton. Dia mencari ilmu untuk mengumpulkan dunia, mencari jabatan dan kedudukan di dunia serta mencari banyak pengikut. Dia setiap mencari ilmu mengharapkan semua urusan dunianya terpenuhi. Dan lebih bahayanya lagi adalah, dia merasa di dalam hatinya kalau dia mempunyai kedudukan di sisi Allah swt. Dia merasa paling benar dan tidak merasakan adanya kekurangan dalam dirinya. Dan tidak merasa berdosa sedikit pun, Padahal Rosululloh saw dalam sayyidul istighfar mengakui kekurangan dan kekeliruan perbuatannya walaupun Rosululloh saw sebenarnya tidak mempunyai kekurangan dan kekeliruan tapi kita diajarkan untuk bertawadhu. Orang seperti ini berpakaian dan berbicara seperti ulama tapi dia terus meraup masalah duniawi. Dan orang seperti ini adalah orang-orang yang celaka.
# Di antara ciri-ciri golongan yang ketiga adalah ketika berbicara hanya membicarakan soal dunia saja, dan memang hanya itulah isi hatinya, apapun pembicaraannya akan dihubungkan dengan urusan dunia.
# Ada suatu masalah yang Rosululloh saw takutkan melebihi Dajjal dalam menyesatkan ummatnya, yaitu ulama suu (ulama yang buruk) yaitu ulama yang tujuannya mengejar dunia, kenapa begitu? Karena dajjal hanya menyesatkan saja, sedangkan ulama yang suu dalam ucapannya dia mencela dunia dalam lisannya tapi dalam kelakuannya dan penampilannya dia malah mencotohkan mencari dunia dan berbangga2 dalam keduniaan, dunia dilaknat dan di caci maki tapi dia sendiri mengumpulkan perhiasan dan harta2 dunia dirumahnya
# Diceritakan dahulu ada seorang ulama Imam Hathim alashom (W 237) , Beliau hidup jauh sebelum masanya Imam Ghozali. Beliau dikenal dengan lisannya yang kuat dan kritis. Suatu hari sang Imam diajak untuk menemui ulama juga yaitu Imam Muqotil yang sedang sakit, berangkatlah Imam Hathim menuju kediaman Imam Muqotil, ketika sampai di depan gerbang rumahnya, beliau kaget karena gerbangnya besar dan harus menyusuri jalan panjang dan beberapa gerbang untuk sampai ke rumahnya. Ketika sampai ke dalam rumahnya Imam Hathim tidak mau duduk, terdapat banyak kemewahan dunia dalam rumahnya Imam Muqotil. Ditambah lagi melihat Imam muqotil sedang dikipasin dan dipijitin oleh ajudan2nya karena sedang sakit. Imam Hathim tidak bersalaman kepada Imam muqotil, beliau hanya menyampaikan salam, dan Imam Hathim bertanya kepada Imam muqotil, saya mau tanya satu soal, anda belajar sama siapa? lalu Imam muqotil menjelaskan sanadnya dari fulan, fulan dari fulan, fulan dari sohabat, sohabat dari Rosululloh saw, Rosululloh dari malaikat jibril, malaikat jibril dari Allah swt. Lalu Imam Hathim bertanya sekarang saya tanya pernahkah anda mendapatkan penjelasan dari guru2 Anda tadi bahwa orang yang semakin kaya semakin luas rumahnya semakin banyak hartanya berarti dia semakin tinggi derajatnya di sisi Allah swt ? lalu Imam muqotil menjawab tidak ada, yang saya tahu dari guru2 saya semakin orang bertambah zuhud dan menganggap remeh dunia itulah orang2 yang semakin tinggi derajatnya di sisi Allah swt. Lalu Imam Hathim berkata terus Anda sekarang meniru siapa? Meniru anbiya wal mursalin? Meniru sohabat? Meniru tabiin? meniru guru2 Anda? Apa meniru firaun, apa qorun? Imam muqotil lalu istigfar dan bertaubat mendengar perkataan Imam Hathim dan bertaubat, bahkan tambah parah sakitnya selama 40 hari dalam penyesalan dan bertaubat. Dalam bertaubatnya, beliau menginfakkan hartanya di jalan Allah swt selama 40 hari.
# Manusia lebih condong mengikuti apa yang dia lihat daripada apa yang dia dengar. Yang bakal dijadikan dalil oleh orang-orang adalah perbuatan ulama dari pada ucapan ulama. Apa yang diperbuat oleh ulama suu’ akan berdampak kehancuran dan kerusakan lebih besar kepada umat berbanding dengan Apa yang diperbaiki oleh ulama suu dengan ceramah dan ucapannya. Ngomong nya mah pinter tentang kebaikan tapi dalam prakteknya nol.
# Ciri-ciri ulama suu’ adalah dia merasa kalau urusan dunia nya berhasil maka dakwah nya berhasil, patokannya adalah kesuksesan dunia bukan akhirat. Dia selalu mengeluhkan bab ekonomi atau selalu sibuk dalam urusan mengumpulkan dunia.
# Maka janganlah anda menjadi orang golongan yang kedua (dalam pembahasan sebelumnya) karena betapa banyak orang yang menunda2 amal dan taubatnya ternyata dia malah didahului oleh ajal. Dan awas hati-hati jangan sampai menjadi golongan yang ketiga yaitu golongan yang celaka dan sulit untuk bertaubat dan kembali menjadi orang yang sholeh karena dia merasa dirinya sudah benar walaupun sebenarnya celaka, kecuali diberi pertolongan oleh Allah swt seperti kisah Imam muqotil yang dinasihati Imam Hathim al-Ashom.
# Permulaannya hidayah seseorang adalah hidayah yang zohir, dan puncaknya hidayah adalah hidayah bathin. Dan tidak ada hidayah kecuali bagi orang yang bertaqwa. Sedangkan taqwa adalah istilah dari mentaati perintah Allah swt dan menjauhi larangan Allah swt. Di kitab Bidayatul Hidayah ini Imam Ghozali meringkas dan membagi masalah taqwa menjadi 2 bagian yaitu ibadah zohir dan ibadah bathin. Dan pembagian yang awal adalah masalah taat.
# Perintah Allah swt ada yang fardhu dan ada yang sunnah. Yang fardhu adalah modal, dan yang sunnah adalah keuntungannya. Dan sunnah ini lah yang meningkatkan derajat kita di surga nanti.
# Tidak ada orang mendekat kepada Allah swt dengan suatu ibadah yang paling utama seperti dengan melaksanakan ibadah fardhu, seribu rokaat solat tahajjud tidak bisa menyamai nilai pahala sholat Subuh. Karena nilai pahala sholat fardhu itu hanya Allah swt yang tau.
# Sedangkan ibadah-ibadah sunnah adalah sarana untuk menjadi lebih dicintai oleh Allah swt. Bila sudah dicintai oleh Allah swt maka semua omongan, tindakan, setiap langkah-langkahnya akan dibimbing oleh Allah swt.
Wallohu Alam
Untuk rekaman lengkapnya silahkan download di link di bawah ini
👉🏻 Donlot via browser klik link di bawah
👉🏻 akan masuk situs dropbox
👉🏻 lalu klik ikon “PANAH†di pojok kanan atas
👉🏻 pilih unduhan langsung
👉🏻 lalu akan otomatis mengunduh file mp3 ke perangkat anda
Link download rekaman mp3
Makna takwa 1
https://www.dropbox.com/s/q6t8xgry8soj2ta/5makna%20taqwa1.mp3?dl=0
{Apabila ada yang kurang faham bisa ditanyakan kepada Ustad Ahmad di kontak WA di atas}
Sampaikan kepada yang lain…
Rosululloh SAW bersabda yang artinya:
“Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya. HR. Imam Muslim