[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default”][et_pb_row _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default”][et_pb_column _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default” type=”4_4″][et_pb_video src=”https://www.youtube.com/watch?v=yYem_6ZVSVA&feature=youtu.be” _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″][/et_pb_video][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default”][et_pb_column _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default” type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”4.8.0″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]
Kadang kalo kita ditanya sama ustadz tentang suatu permasalahan fiqih dasar saja kita tidak tau, biasanya pake jawaban andalan :
“yaa maklumlah pak ustadz, kita kan orang awwam”
apakah benar jawaban yang seperti itu? lalu apa konsekuensinya dengan ke-awwam-an yang kita pertahankan?
mari simak penjelasan dari guru kita Ustadz Ahmad Sa’id lewat video berikut ini
jangan lupa klik Like, Subscribe, tombol lonceng, komen, Share agar mendapatkan notifikasi video2 terbaru dari channel ini
semoga bermanfaat
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]