Liputan MASA V (Mabit Akhir Sanah ke 5) Bagian 3 Hikmah Tahun baru

Bagian III Maulid dan Ceramah Hikmah Tahun baru

Bismillahirrahmanirrahim

Shollu’alan Nabi Muhammad, Allahumma sholli wa sallim wa barik ‘alaih.
Sahabat Darul Futuh…semoga kita semua senantiasa diberikan kefutuhan oleh Allah SWT. Aamiin.

Alhamdulillah, kegiatan MASA 1435 H telah sampai pada kegiatan ketiga, Setelah rehat 2 jam. kegiatan dilanjutkan dengan pembacan Maulid Shimtud Duror yang dijadwalkan akan dimulai tepat jam 9 malam. Sebenarnya sih kalau kita mengintip ke dapur umum ternyata para panitia tidak rehat sm sekali. Mereka lagi sibuk membuat arang untuk membakar daging yg sudah disiapkan. Alhamdulillah pada Masa ke 5 ini ada jamaah kita yg aqiqah dan disalurkan untuk acara ini. Semoga yg punya niat diterima sm Allah swt dan dengan begitu keberkahannya lebih bisa diharapkan dan dipastikan insya Allah. Lumayan lho di daerah yg cukup dingin panitia Masa menyiapkan menu santap malamnya cukup menggiurkan, yakni Nasi Mandi dan Daging bakar … waah baunya nyampe ga sahabat DF sekalian…?? (sorry yaa sengaja, biar pada kepingin jadi tahun depan insyAllah mau ikutan…)

Tepat jam 9 malam suara speaker mulai terdengar melantunkan Sya’ir Nadhom Aqidatul Awam. Sebagaimana biasa hal itu merupakan alarm bahwa sebentar lagi acara akan dimulai. Di samping itu faedahnya agar sambil menunggu kita bisa menjaga lisan dan ikutan membaca dan dapat pahala. Di sudut lain, Ibu ibu udah pada siap dengan mukenanya berkumpul di tenda.  sedanngkan anak-anak dan bapak juga sebagian besar sudah berkumpul. Para Kasepuhan MT Darul Futuh pun juga sudah ambil posisi di barisan depan dan Ust kita pun juga tidak lama kemudian hadir di tenda untuk memimpin acara.

Sahabat Darul Futuh…Sebagaimana dijelaskan dalam laporan sebelumnya, bahwa di setiap acara pasti dimulai dengan pembacaan surat Al-Fatihah. Gmn sahabat ku sekalian..? udah menemukan jawabannya lom..? Kalau kita rutin mengikuti kajian mingguan atau harian di MT Darul Futuh insyaAllah pasti menemukan deh jawabannya. Ok deh kali ini karena sahabat sudah bersabar mengikuti liputan Masa 5 sampai di bagian 3 ini maka kami berikan jawabannya.

Di kutip oleh Al Imam Alawy bin Ahmad bin Hasan Bin Al-Imam Al-Quthub Abdullah bin Alawy al-haddad dalam kitab Syarah Rotibul haddad halaman 138, Beliau meriwayatkan dari Imam Ibnu Dhuroisy : dari Abi Qilabah Beliau merofa’kannya sampai kepada Rasulullah SAW : “siapa yg menghadiri pembacaan surat Al-Fatihah di saat dijadikan pembukaan maka dia seperti menghadiri suatu kemenangan di jalan Allah, dan siapa yg menghadiri di saat dijadikan penutupan maka seperti orang yg menghadiri rampasan perang di saat dibagi-bagikan.” Naah sahabat Darul Futuh sekalian..Jadi jangan lupa lho yaa setiap memulai suatu acara yg positif awali dan tutup dengan pembacaan surat Al-Fatihah. Ok

Naah Sahabat Darul Futuh, setelah al-fatihah dibaca, sebagaimana biasanya dilanjut dengan pembacaan maulid. Dari awal fasal dan ditambah 2 qosidah di tengah maulid sampai malal Qiyam kurang lebih memakan waktu 1 jam. Para jamaah sangat khidmat mengikuti bacaan sholawat yg diiringi oleh hadroh dari anak-anak didik ust Irfan. Bahkan di saat berdiri “YA Nabi Salam Alaika”, tidak sedikit dari jamaah yg terharu dan menitikkan air mata. Semoga dicatat sebagai air mata kerinduan kpd Baginda Nabi Muhammad SAW. Iyaa Beliau dulu susah payah menanjak ke gua Stur dengan berjinjit sampai kakinya berdarah, kita di tahun baru hijriyah ini jarang yg mengenang dan menghargai perjuangan Beliau. Bahkan kemungkinan Besar banyak di antara kita tidak tahu bagaimana dan ada pelajaran apa dibalik Hijrah Nabi Agung kita Muhammad SAW.

Bada maulid, kegiatan dilanjutkan dengan kajian mengenai makna hijrah Nabi kita Muhammad SAW. Sebelum kita bisa mempelajari makna hijrah, kita harus tahu dulu cerita bagaimana Nabi dan para Sahabat melakukan hijrah. Rasulullah SAW dan juga para sahabat pergi hijrah sejauh kurang lebih 500 km yakni dari kota Mekkah ke Madinah. Selama di Mekkah yakni sebelum Beliau hijrah, Rasul SAW selalu menanti saat-saat waktunya naik haji. Ngapain? Karena saat-saat itu adalah kondisi orang-orang pada rame kumpul di pasar dan lain sebagainya. Rasul juga pergi ke pasar, tapi bukan buat jualan melainkan untuk menjalankan tugas dari Allah SWT yakni menawarkan Islam. Rasul SAW menawarkan Islam itu bukannya enak, adem ayem, lancar jaya gitu aja, tapi ya dicaci maki, dapet lemparan, dihalang-halangin. Nah dari situlah kalau  kita analogkan dengan Bola, bola itu kalo digencet terus menerus lama kelamaan akan meletus. Dan itu suaranya pasti kedengeran kemana-mana. Nah, sama kayak Rasul SAW, makin digencet, dihalangin dan diteken, itu makin kedengar kabar tentang Rasul SAW kemana-mana. Dihubungin dengan kegiatan MASA ini, maka kita lagi nyari keberkahan dari hijrahnya Rasul SAW. Walaupun Rasul SAW digencet, diabisin, tapi akhirnya tetep Allah menghendaki lain. Begitu juga dengan kita, walau pun kita hanya bisa meniru hijrah dengan MASA ini dan dengan segala keterbatasan dakwah yg ada, semoga Allah menerima dan memberkatinya dan menghendaki kita hal-hal yang baik lewat kegiatan MASA ini.

Sahabat Darul Futuh sekalian….Pelajaran terbesar yang dapat diambil dari Hijrahnya Rasul SAW ini adalah bagaimana kita lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya ketimbangan dengan keluarga, dunia dan seisinya. Hal ini sebagaimana yg dilakukan oleh para sahabat Muhajirin RA. Bayangin sahabat sahabat pergi hijrah itu udah enggak mikirin lagi rumahnya, istrinya. Bahkan di saat mereka Fathu Makkah, di saat mereka berada di sana tidak satu pun di antara para Sahabat yg menengok rumahnya yg dulu dia tinggalkan apa lagi bermalam di sana. Iya karena mereka sudah yakin segala yg mereka serahkan dan ditinggalkan karena Allah maka akan mendapatkan balasannya di sisi Allah. Maka dari itu sahabat Darul Futuh sekalian, lewat kegiatan MASA ini kita berharap bisa lebih mendapatkan gambaran dan ikut ngerasain bagaimana bentuk nyata keimanan. Dalam waktu sehari-semalam kita coba ninggalin rutinitas kita yang biasa, ninggalin urusan, ninggalin rumah, dll. Seseorang yang hijrah, yang bisa dakwah, itu baru bisa melakukan Hijrah dan Dakwah benar kalo dia sudah benar-benar mengerti harga dunia dan iman. Dulu Sahabt meninggalkan dunia dan menganggapnya remeh demi mendapat dan meraih iman bagaimana dengan kita sekarang..?? apakah jaman sekrang cara mendapatkan iman sudah berubah yakni jika mendapatkan dunia kita baru beriman..? atau “Iimaanuhum fii Amplopihim” (keimanan mereka ada pada amplop mereka)..?

Sahabat Darul Futuh yg budiman….Dalam kegiatan ke 3 Maulid dan Hikmah Hijrah di MASA kali ini Guru kita Ust Ahmad Said juga mengkaji isyarah-isyarah dari Rasul yang mengingatkan masalah tahun baru dan pergantian tahun yg tertuang dalam 3 riwayat Hadist.

  1. عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: «لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ عَامٌ إِلَّا وَهُوَ شَرٌّ مِنَ [ص:280] الَّذِي كَانَ قَبْلَهُ. أَمَا إِنِّي لَسْتُ أَعْنِي عَامًا أَخْصَبَ مِنْ عَامٍ، وَلَا أَمِيرًا خَيْرًا مِنْ أَمِيرٍ، وَلَكِنْ عُلَمَاؤُكُمْ وَخِيَارُكُمْ وَفُقَهَاؤُكُمْ يَذْهَبُونَ، ثُمَّ لَا تَجِدُونَ مِنْهُمْ خَلَفًا، وَيَجِيءُ قَوْمٌ يَقِيسُونَ الْأُمُورَ بِرَأْيِهِمْ» [سنن الدارمي 1/ 279]

Artinya : Dari Sy Abdullah dia berkata :  “Tidak datang suatu tahun yang baru kepada kalian, kecuali tahun itu lebih parah atau lebih jelek dari tahun sebelumnya. Ingatlah bahwa yg aku maksudkan lebih parah di sini bukan dari sisi satu tahun lebih subur dari tahun sebelumnya atau dari sisi pemerintahan yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya. Akan teyapi dari segi ulama, orang-orang yang baik, dan orang yang paham agama yg ada di antara kalian pada meninggal. Hingga Nanti, (di  saat manusia  kehilangan para ulama, orang-orang faqih (ahli fiqih)) mereka enggak  menemukan penggantinya. Akhirnya datang suatu kaum yang mereka menakar segala sesuatu menurut pendapat mereka sendiri.” (HR Ad-Darimi).

Ust Kita berkomentar : Walau pun hadis ini kata para ulama dhoif tapi yg dhoif itu sanadnya, dan justru kejadian di alam nyata yg memperkuat hadis ini. Dari situlah para ulama masih tetap mencatat dan mengumpulkan hadis-hadis yg dhoif karena sabda Rasulullah tidak pernah Dhoif. Yg dhoif itu kitanya. Dan di zaman kita sekrang banyak terbukti di satu desa bahkan satu kota kesulitan mencari sosok ulama, ahli fiqih dst. Bahkan tidak jarang di masjid-masjid mencari orang yg jadi imam saja sudah dan terpaksa dorong-dorongan. Dan terbukti juga di kebanyakan rapat dan musyawarah yg dilakukan di tengah masyarakat tidak lagi mengambil dasar pemikiran dari Al-Quran atau hadis atau tidak lagi melibatkan ulama. Tapi setiap orang yg merasa punya title dan kedudukan berebut adu pendapat dan mengatakan “menurut hemat saya” “menurut pendapat saya”. Subhanallah Maha Benar Allah dan RasulNya. Emangnya siapakah ‘saya’ di sini..? apakah ahli quran, atau ahli hadis, atau ahli hadis..? terkadang ahli kehutanan dan kehewanan saja sudah berani berbicara masalah agama.

  1. عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ عَدِيٍّ، قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَشَكَوْنَا إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الحَجَّاجِ، فَقَالَ: «مَا مِنْ عَامٍ إِلَّا وَالَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ»، سَمِعْتُ هَذَا مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   [قوت المغتذي على جامع الترمذي 2/ 529]

Artinya  : Dari Zubair bin Adi dia berkata : Kami datang kpd Sy Anas bin Malik dan kami mengeluhkan apa yg kami hadapi dari al-Hajjaj. Maka Beliau (Anas) berkata : “Tidak ada tahun yang datang kecuali tahun yg setelah itu lebih parah dari sebelumnya sampai kalian berjumpa dengan Allah  (HR Tirmizi)

Guru kita berkomentar : dari hadis ini kita ketahui bahwa terjadinya yg demikian ini bukan sekali dua kali saja tapi sampai kelak di akhir zaman di saat waktu perjumpaan kita dengan Allah swt (qiamat).

3- عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: ” لَيْسَ عَامٌ إِلَّا وَالَّذِي بَعْدَهُ شَرٌ مِنْهُ , لَا أَقُولُ: عَامٌ أَمْطَرُ مِنْ عَامٍ , وَلَا عَامٌ أَخْصَبُ مِنْ عَامٍ , وَلَا أَمِيرٌ خَيْرٌ مِنْ أَمِيرٍ , لَكِنْ ذَهَابُ عُلَمَائِكُمْ وَخِيَارِكُمْ , ثُمَّ يَحْدُثُ أَقْوَامٌ يَقِيسُونَ الْأُمُورَ بآرَائِهِمْ؛ فَيُهْدَمُ الْإِسْلَامُ وَيُثْلَمُ ” [البدع لابن وضاح 2/ 70]

Artinya : Dari Masruq dia berkata : Abdullah berkata : “Tidak datang suatu tahun kecuali setelah itu tambah buruk dari tahun sebelumnya. Bukan tentang satu tahun lebih banyak hujannya dari tahun yg lain, bukan tentang urusan satu tahu lebih subur dari tahun yg lain, juga bukan tentang pemerintahan lebih baik dari pemerintah yg lain, tetapi perginya Ulama-ulama dan orang-orang baik dari kalian. Lalu muncul suatu generasi yg mana mereka mengkiaskan masalah (menyelesaikan) dengan pendapat mereka sendiri maka Islam tambah hancur dan tambah gompel” (HR Ibnu Wuddhoh)

Dari tiga hadist di atas Guru kita mengambil kesimpulan :

  1. Kalau tahun di kabarkan tambah parah dan tambah buruk itu bukan berarti kita harus menyerah begitu saja. Tapi maksudnya seperti kalau besok cuaca tambah buruk artinya kita harus lebih persiapan peralatan dan antisipasinya lebih serius dalam menghadapi cuaca. Praktek realnya kita harus siap Ilmu, amal dan Dakwah yg lebih kuat lagi dalam rangka menghadapi keburukan yg terus bertambah.
  2. Tolak ukur baik tidak nya adalah adanya tiga hal : ulama, orang ahli kebaikan dan para ahli fiqih. Dari sini kalau kita ingin lebih baik di tahun yg akan, maka arah pembangunan kita harus memperbanyak 3 komponen kebaikan tsb. Bagaimana caranya membangun pendidikan yg mencetak dan memperbanyak ulama, ahli kebaikan dan para ahli fiqih. Bukan malah sebaliknya memperbanyak PaUd, SD, SMP, SMU, SMK dan Universitas. Karena hal tersebut menurut Rasul SAW tidak akan menambah dan merubah isi tahun lebih baik, tapi justru karena di Pesantren yg seharusnya mencetak para ulama dirubah menjadi pesantren Modern yg hanya bisa mencetak PNS Korup, pegawai dan Buruh itulah yg ikut menambah keburukan di tengah ummat. Perbanyak Majelis, Perbanyak Pesantren Salaf yg murni mencetak ulama, kyai dan ustadz2 pejuang. Programkan dari anak kita, ponakan kita, dalam satu keluarga tahun ini berapa yg akan dicetak dididik jadi calon ulama, kyai, atau ustadz..
  3. Dalam setipa urusan masyarakat libatkan peran ulama, minta pendapatnya dan kurangi menurut hemat saya dan menurut pendapat saya akan tetapi tanya kpd para kyai dan ulama, bagaimanakah ayatnyam hadisnya dan qoul/pendapat para ulamanya, keterangan di kitabnya bagaimana dari situ insyaAllah akan menambah kebaikan di tengah masyarakat.
  4. عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لِرَبِّكُمْ فِي أَيَّامِ الدَّهْرِ نَفَحَاتٌ، فَتَعَرَّضُوا لَهَا، لَعَلَّ أَحَدَكُمْ أَنْ تُصِيبَهُ نَفْحَةٌ فَلَا يَشْقَى بَعْدَهَا أَبَدًا [المعجم الأوسط 6/ 222]

Tapi juga di sisi lain, Imam Attarani meriwayatkan bahwa “Sesungguhnya Allah SWT Tuhan kalian di dalam hari hari di tahun kalian memiliki suatu anugerah yg dilimpahkan; maka sodorkanlah diri kalian untuk mendapatkan hal tsb semoga salah seorang akan mendapatkan salah satu dari anugerah tsb sehingga tidak celaka selama-lamanya”…dalam riwayat yg lain :  “Mintalah kepada Allah untuk nutupin Aurat kalian. Minta juga moga-moga dikasi aman dari hal-hal yang kita takuti”.

Walaupun ada isyarah bahwa tiap dateng tahun itu lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelum, hal yang bisa kita lakukan adalah melakukan persiapan untuk hal-hal tersebut. Melalui program MASA ini diharapkan kita bisa terbangun dan sadar dan kemudian bisa merencanakan hal-hal untuk menghadapi hal-hal yang mungkin bakal terjadi di tahun baru ini.

Ya Allah dengan Program Masa di akhri dan awal tahun kami menyodorkan diri kami dan keluarga kami dan segenap orang yg kami kenal dan kami cintai…anugerahilah kami semua dengan suatu anugerah yg menyebabkan kami tidak akan sengsara lagi selama lamanya, amankanlah segala apa yg kami takutkan di masa depan dan ampuni dan tutupi aurat kami..amin ya robbal alamin.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Scroll to Top